Berita Birokrasi EKONOMI PEMERINTAHAN PENDIDIKAN POLITIK SOSIAL

Diacara J-Hur Sumberjambe, Pelajar dan Mahasiswa Kurang Mampu Belum Sempat Curhat

Bupati Jember, Ir. H. Hendy Siswanto, ST, IPU. Saat mendengar langsung kebutuhan masyarakat Sumberjambe

Jember – Kegiatan Jember Hadir Untuk Rakyat yang dilaksanakan selama dua hari, Jumat – Sabtu, 18-19 Februari 2022 banyak membawa keinginan masyarakat yang patut ditindak lanjuti. Seperti harapan Camat Sumberjambe Hery Setiawan, yang ingin mereka memanfaatkan pertemuan dengan bupati semaksimal mungkin.

“J-Hur ini sebuah momentum sangat berharga bagi seluruh masyarakat Sumberjambe, saya berharap nantinya semua elemen masyarakat bisa bicara apa yang diinginkan.” ujar Wawan, demikian dia biasa dipanggil.

Gayungpun bersambut, perwakilan warga yang diundang seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, tampak antusias mengikuti acara itu. Banyak persoalan yang disampaikan, mulai honor guru ngaji, perbaikan jalan seribu lobang, soal sulitnya pupuk, hingga keinginan warga Sumberjambe tentang perlunya dibangun SMK untuk mempermudah anak-anak kurang mampu melanjutkan sekolah.

Ada yang menarik dan belum sempat terwakili di acara J-Hur yakni keinginan anak-anak dari keluarga tidak mampu agar bisa mendapat beasiswa. Seperti yang disampaikan Siti (16 tahun). Siswi kelas X sekolah pesantren di Jember ini sangat ingin bertemu bupati. Namun sayang, tidak dimasukkannya siswa atau mahasiswa yang butuh beasiswa dalam serap aspirasi tersebut, sehingga membuat anak sulung dari pasangan buruh tani tersebut sedikit kecewa.

“Kecewa sih iya, tapi karena masih pelajar, mungkin dianggap belum penting, jadi ya terlewatkan” sesalnya.

Kekecewaan Siti Nur tampaknya juga dialami Faris (21 tahun) mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jember. Bungsu dari pasangan Asis dan Suswati itu sebenarnya ingin bertemu bupati untuk menyampaikan keinginan mahasiswa dari Keluarga tidak mampu. Sedikitnya ada puluhan siswa dan mahasiswa dari keluarga tidak mampu, mereka sangat kesulitan memenuhi kebutuhan sekolahnya, terlebih setelah dua tahun ini datang Pandemi, praktis banyak kebutuhan, namun tidak bisa dipenuhi. Sementara untuk biaya kuliah tak ada kompromi buat orang tidak mampu, sehingga ada yang harus gagal kuliah.

“Sayang kita gak dimasukkan dalam kelompok yang bisa ketemu bupati, jadinya gak bisa sampaikan keinginan kami seperti harapan pak Camat.” keluhnya.

Kedepan dia berharap, agar mahasiswa dan pelajar dari keluarga tidak mampu, perlu diundang. (Arya)

Bagikan Ke: