BUDAYA

Portal Faktajember : Meriahnya Gerak Jalan Tanggul – Jember, Namun Minim Terdengar Musik Bernuansa Kebangsaan

Kreatifitas peserta dalam merancang kostum cukup diacungi jempol. Foto By : Lana Rumanta

Jember – Pelaksanaan Gerak Jalan Tanggul – Jember mendapat sambutan luar biasa bagi masyarakat. Gerak jalan Tradisional dengan jarak tempuh kurang lebih 30 Kilo meter, diikuti lebih 20.000 peserta, seperti yang disampaikan Bupati Jember Ir. H. Hendy Siswanto dalam sambutan sebelum melepas 500 peserta awal.

Peserta Gerak jalan Tanggul – Jember itu sangat beragam. Mulai dari warga biasa, anak- anak (peserta tak resmi), pelajar, mahasiswa, karyawan pemerintah maupun swasta. Kostum yang dikenakannyapun beragam, ada yang mengenakan seragam dengan label kantor, organisasi atau sekedar komunitas, bahkan ada yang berdandan aneh seperti pocong, dan pemuda dengan rambut di cat berbagai warna.

Keceriaan mereka membawakan lagu untuk menghibur peserta dari kelelahan. Foto by : Lana Rumanta

Warga sepanjang jalan ikut mensupport dengan menggelar aneka dagangan seperti gorengan, bakso, cilok hingga aneka minuman untuk membantu peserta jika membutuhkan. Tidak itu saja, disepanjang jalan yang dilalui warga juga mendirikan tenda untuk pagelaran musik. Bahkan musik dangdut, koplo hingga rock berkumandang mensupport semangat peserta, hingga tak jarang ada warga dan peserta berjoged mengikuti irama musik tersebut.

Dahlan (35 tahun), warga Gambirono mengaku senang melihat semangat warga dan peserta berjalan sepanjang 30 km sambil mendengar musik yang menggelegar, namun sayang, tidak ada posko atau tenda yang memutar lagu bernuansa kebangsaan, ini menurutnya yang harus dievaluasi. Menurut bapak 3 anak itu, kedepan bupati bisa menggunakan kewenangannya untuk minta pak Camat, Pak Kades yang berada pada rute Tajem untuk menyuarakan musik bernuansa kebangsaan sebagai selingan, sehingga peserta dan warga tetap bisa merasakan bagaimana perjuangan pahlawan membangun negri ini.

“Ramai sekali pak, luar biasa semangat peserta dan warga sepanjang jalan. Dimana mana dipasang tenda dengan memutar lagu dangdut, koplo, dan musik lainnya untuk membantu semangat peserta, namun belum saya dengar satu tenda pun yang memutar lagu lagu bernuansa kebangsaan, semoga tahun depan dan seterusnya pak bupati bisa meminta camat dan kades yang berada di rute itu untuk memutar musik bernuansa kebangsaan” harapnya. (Bis)

Bagikan Ke: