PERISTIWA

Ulama Jember dan Bondowoso Desak Pemerintah Bubarkan HTI

Jember ( Fakta Jember ) – Forum silaturrahmi ulama, pengasuh pesantren, dan tokoh se-Kabupaten Jember mendesak pemerintah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Sikap itu diambil dalam pertemuan yang digelar di Markas Ansor Jember di Jalan Danau Toba, Senin (24/04/2017). Sejumlah kiai hadir. Pengurus Cabang NU Jember dan Bondowoso juga hadir.

Elemen lainnya yakni PC IKA PMII Jember, GP Ansor Jember, MUI Jember, dan Pengasuh Pondok Pesantren Jember.

“Menolak dengan tegas seluruh kegiatan HTI di Jember khususnya dan di Indonesia pada umumnya,” kata KH. Abdullah Syamsul Arifin membacakan pernyataan sikap.

Ketua Tanfidziyah PC NU Jember itu menjelaskan, penolakan kegiatan karena HTI adalah organisasi yang mengusung paham khilafah, yang akan mengubah ideologi Negara Pancasila dan merobohkan bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pernyataan sikap kedua, menyerukan kepada pengikut HTI untuk kembali pada ajaran Islam Ahlussunnah waljamaah dalam bingkai NKRI.

Ketiga, meminta dan mendesak pemerintah untuk segera membubarkan HTI dan ormas sejenis lainnya, yang jelas-jelas anti-NKRI.

“Jika tidak ingin terjadi konflik horisontal di masyarakat Indonesia,” tegas Gus Aab, panggilan KH Abdullah Syamsul Arifin.

Dalam paparannya sebelumnya, Gus Aab menyatakan HTI memaksakan diri terkait sistem kepemimpinan di Indonesia.

Sebab, tidak ada sistem yang baku yang ditetapkan dalam Islam pasca Rasulallah wafat terkait pergantian kepemimpinan dalam Islam.

“Artinya, dalam konteks HTI, HTI memaksakan diri dan tidak punya dalil yang kuat atas hal ini,” ujarnya.

Sementara itu,  Ketua Umum PC IKAPMII Jember Akhmad Taufiq menyatakan forum silaturahmi digagas sebagai ikhtiar penyelamatan.

Ada dua hal yang menjadi fokus penyelamatan. Pertama, menyangkut ukhuwah Islamiah, dengan cara mengajak kembali HTI pada jalan dan ajaran Islam ahlus sunnah wal jama’ah.

Baca Juga :  TAK PATUHI ANJURAN, PULUHAN SANTRI MADINATUL ULUM ALAMI DEHIDRASI PASCA IMUNISASI DIFTERI

Kedua, dalam konteks kebangsaan, ini bentuk  penyelamatan untuk saudara-saudara muslim HTI agar kembali kepada pangkuan NKRI secara kaffah.

“Penolakan dan desakan kami kepada pemerintah agar HTI dibubarkan adalah dalam kerangka dan prinsip penyelamatan itu,” ulasnya.

Dengan upaya penyelamatan itu, semua elemen dapat hidup secara damai dalam menjalankan syariat agama di bumi Indonesia tercinta. (mad)

Bagikan Ke:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.