Jember – Tingginya kematian Ibu, Bayi dan Stunting menjadi momok bagi setiap wilayah. Pemerintah Kabupaten Jember tak henti hentinya berikhtiar agar tiga faktor ini bisa diturunkan.
Kelurahan Slawu contohnya, Lurah Slawu Oko Rudi Widodo mengaku menggandeng semua jajarannya baik Polsek dengan Babinkamtibmasnya, Koramil dengan Babinsanya dan Puskesmas menurunkan Bidan wilayah bekerja sama tanpa lelah melakukan sosialisasi
Oko juga menjelaskan, ada kegiatan rutin berkaitan konsultasi kesehatan yang dilakukan di Puskesmas, selain itu kader posyandu didamping babinsa dan Babinkamtibmas juga melakukan kunjungan ke masyarakat terutama para pasangan muda untuk memberikan sosialisasi kesehatan, juga ada program pemberian makanan tambahan dengan tujuan perbaikan nutrisi dan kebutuhan lainnya.
Saat disinggung berapa jumlah angka kematian ibu, bayi dan Stunting, mantan ajudan wakil Bupati Muqit Arief itu mengatakan kalau untuk kematian ibu dan bayi tidak ada alias berada pada titik sementara untuk stunting hanya 18 anak untuk tahun 2022.
” Upaya kita bersama tiga pilar plus dari puskesmas adalah seringnya kita memberi penyuluhan kepada ibu ibu dan pasangan muda, tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, vitamin dan makanan tambahan, semua itu dilakukan dengan bersama yang hasilnya sangat baik dimana angka kematian ibu dan bayi untuk tahun 2022 nol, dan Stunting sekitar 18 anak ” jelasnya.
Kedepan lanjut Oko, ditahun 2023 ada perbaikan, kalau bisa lebih baik dari tahun sekarang. Untuk melengkapi data, faktajember mencoba untuk menanyakan langsung data tentang kematian bu, bayi dan Stunting kepada Camat Patrang, Faris Jamal sesuai arahan Kepala Puskesmas Banjar Sengon, Bidan Rumi, dan Camat berjanji untuk memberi data karena masih akan ditanyakan pada stafnya, namun hingga berita ini diturunkan, Camat Patrang belum juga memberi informasi. (Bis)