faktajember.com Minggu, 06 September 2020 | 16:24 WIB Politik
Sumbersari – Faida dan Mas Vian resmi mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jember, Minggu, 06 September 2020.
Bakal pasangan calon bupati – wakil bupati Jember yang maju melalui jalur perseorangan dalam Pilkada Jember itu diantar massa relawan.
Tampak juga para tokoh masyarakat. Diantaranya KH A. Muqit Arief, yang tak lain Wakil Bupati Jember.
Ditanya wartawan soal pria yang akrab dipanggil Kiai Muqit itu, Faida menegaskan ada perjuangan yang masih terus akan diperjuangkan bersama-sama.
“Kami ini memang memiliki komitmen yang besar untuk berjuang bersama-sama, dari awal hingga saat ini,” tandas perempuan yang lahir bulan September itu usai mendaftar.
Seperti diketahui, Faida menjadi Bupati Jember 2016 – 2021 dengan didampingi Kiai Muqit sebagai wakilnya. Saat Pilkada 2020, Kiai Muqit memutuskan kembali mengurus pondok.
Sebagian pihak menganggap absennya Kia Muqit dalam Pilkada sebagai pecah kongsi dengan Faida. Namun, kehadiran pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Silo itu saat pendaftaran menunjukkan hal sebaliknya.
“Keputusan Kiai Muqit untuk kembali ke pondok pesantren adalah keputusan yang sangat kami hormati dan sangat kami pahami,” ujar Faida.
Meski menyatakan tidak lagi ikut dalam kontestasi Pilkada 2020, Kiai Muqit masih konsisten dengan perjuangan bersama Faida.
Sikap itu ditunjukkan dengan ikut menentukan sosok pendamping Faida untuk masa depan kepemimpinan di Bumi Pendhalungan.
“Keputusan memilih Mas Vian sebagai calon wakil bupati adalah keputusan bersama, berunding dengan Kiai Muqit,” tegas perempuan dengan latar belakang dokter itu.
Lebih dari itu, memilih pemuda dengan nama lengkap Dwi Arya Nugraha Oktavianto itu merupakan wujud estafet perjuangan untuk melanjutkan cita-cita kepemimpinan Faida – Muqit.
“Karena komitmen perjuangan itulah, Kiai Muqit dan Bu Nyai Maimunah hadir disini memberikan dukungan moril kepada kami berdua,” ujar Faida didampingi Mas Vian.
Ditanya wartawan terkait posisi Kiai Muqit dalam tim pemenangan, Faida menyebut Kiai Muqit bagian dari keluarga. “Kiai muqit ini pada posisi saudara, keluarga,” tutur perempuan aktivis kemanusiaan itu. (achmad)