PEMERINTAHAN SOSIAL

Wabup: Kita Perlu Punya Perasaan Sama

| faktajember.com | Pemerintahan – Sosial | Kamis | 25 Juni 2020 | 15:19 WIB |

Jember Kota – Pada masa pandemi Covid-19 ini, semua lapisan masyarakat diharapkan memiliki perasaan yang sama dalam menghadapinya.

“Perasaan yang sama bahwa kita dalam keadaan krisis. Jangan sampai beberapa saja yang memahami persoalan, sementara yang lain merasa normal,” kata Wakil Bupati Jember, A. Muqit Arief, menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo.

Pesan presiden disampaikan melalui pertemuan virtual dengan Gubernur Jawa Timur, Khofidah Indar Parawansa, bersama bupati/wali kota se-Jawa Timur, Kamis, 25 Juni 2020, yang membahas tentang penanganan Covid-19.

Keadaan krisis itu yaitu krisis kesehatan dan krisis ekonomi. Karena itu perlu sinergi bersama. “Harus sinergi, dan tidak lelah untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,” imbuhnya.

Kondisi krisis itu, masih tutur Muqit, tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, tetapi juga dirasakan oleh 215 negara di dunia.

“Beliau menekankan, dalam masalah ini, dari aspek ekonomi dan kesehatan hendaknya mendapat perhatian yang sama,” ungkapnya.

Muqit mengungkap istilah gas dan rem. Rem berkaitan dengan penanganan Covid-19 dan Gas berkaitan dengan masalah ekonomi.

“Jangan sampai kita fokus pada masalah kesehatan, tetapi kita mengabaikan ekonomi atau sebaliknya. Keduanya harus sama-sama kita tangani dengan sebijak mungkin,” ulasnya.

Selain itu juga, presiden memberikan waktu kepada pemerintah Jawa Timur yang kebetulan tingkat pertambahan positif Covid-19 tertinggi di Indonesia.

Dalam waktu dua minggu harus ada progres yang jelas, dan membangun sinergi dengan semua pihak untuk menangani secara sungguh-sungguh.

“Pemerintah pusat akan memberikan asistens secara khusus, baik tenaga atau alat yang dibutuhkan, serta di rumah sakit kebutuhan hari-harinya akan dicukupi,” imbuhnya.

Baca Juga :  Gayeng Tokoh Masyarakat Kumpul Di Peringatan Hari Bhayangkara

Muqit juga menyampaikan, dari hasil laporan Gubernur Jatim, bahwa di setiap daerah sangat perlu kebijakan berbasis lokal.

Karena, lanjut Muqit, tidak semua daerah memiliki cara yang sama. Terutama terkait komunikasi dengan masyarakat yang berbeda-beda di setiap daerah.

“Khusus di Jember, saya kira masyarakat yang cukup heterogen, tetapi dengan memahami kearifan lokal semuanya bisa kita harapkan,” tutur Muqit.

Di samping itu, sinergi dari tiga pilar yang ada sudah berjalan. Namun, yang perlu ditingkatkan adalah peran tokoh masyarakat dan tokoh agama. (achmad)

Bagikan Ke: