EKONOMI

Tren Konsumsi Kopi Meningkat, Saatnya Tingkatkan Kualitas

Patrang – Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) menyebut tren konsumsi kopi meningkat. Melihat kondisi ini, Bupati Jember Hendy Siswanto berharap petani kopi meningkatkan kualitas produk.

“Tren konsumsi kopi cukup meningkat dalam waktu satu dekade terakhir, dengan rata-rata naik delapan hingga 10 persen per tahun,” terang Kepala Puslitkoka Agung Wahyu Susilo, Kamis, 15 Juli 2021.

Secara nasional, terang Agung saat webinar bertajuk Pemulihan Ekonomi Masyarakat Melalui Hilirisasi Kopi dan Kakao, data itu menyebutkan bahwa setiap orang mengonsumsi 1,3 kilogram kopi per tahun.

Data itu menunjukkan adanya peluang ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan kesejahteraan warga Jember.

Kabupaten Jember sendiri termasuk daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia. Kopi dan kakao merupakan komoditas berbasis kerakyatan.

Bupati Jember Hendy Siswanto menyampaikan, Jember dengan topografinya memiliki potensi untuk ditanami kopi dan kakao.

Berdasarkan data tahun 2020, Kabupaten Jember memiliki luas area tanaman kopi areal tanaman kopi 4.658 hektar dengan produksi 2.369 ton dan produkstivitas mencapai 11.859 kg per hektar.

Menurut Hendy, ada beberapa permasalahan dalam perkembangan ekonomi kopi di Jember.

Diantaranya, produksi kopi dihadapkan dengan rendahnya pengetahuan petani dalam budidaya kopi yang baik, sekaligus proses panen dan pascapanen yang belum mengacu pada good manufacturing practice.

“Sehingga belum bisa memberikan jaminan kualitas dan kuantitas yang berkelanjutan,” ungkap Hendy.

Namun demikian, tingginya permintaan kopi untuk kafe-kafe diharapkan berbanding lurus dengan permintaan biji kopi kepada petani lokal. Pemilik kafe dengan petani lokal diharapkan bersinergi.

Petani juga diharapkan tidak lagi menjual langsung biji kopi. Namun sudah memiliki nilai tambah berupa produk kopi kemasan dengan harga yang lebih tinggi.

“Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami. Tentunya dibantu oleh Puslitkoka untuk peningkatan kemampuan para petani dalam mengolah atau menambah nilai kopi yang diproduksi petani lokal,” pungkasnya. (achmad)

Bagikan Ke: