covid-19

Serentak Berikan Edukasi Hidup Bersih Hadapi Covid-19 di Sekolah

Bupati Jember, dr. Faida, MMR., bersama Dandim 0824, Letkol Inf. La Ode M. Nurdin, menyosialisasikan hidup bersih untuk mencegah penularan virus Covid-19 di SDN Jember Lor 1, Senin, 16 Maret 2020.

Sosialisasi ini untuk memberikan bekal kepada para siswa sebelum mereka menjalani belajar jarak jauh selama dua minggu, 17 – 29 Maret 2020.

“Sebelum diliburkan anak-anak harus mendapatkan informasi yang jelas apa yang harus dilakukan selama belajar di rumah,,” terang bupati.

Ini juga untuk memastikan agar para guru semua mata pelajaran memberikan tugas untuk dikerjakan siswa di rumah.

Sosialisasi dan edukasi ini melibatkan seluruh tenaga kesehatan melalui koordinasi Puskesmas, bantuan rumah sakit swasta, RSUD, dan muspika.

Semua petugas diturunkan di seluruh sekolah negeri maupun swasta tingkat SD dan SMP, serta beberapa PAUD untuk menyosialisasikan supaya masyarakat tidak panik.

“Karena di Jember belum ada pasien positif corona. Tetapi, ini adalah suatu bentuk kewaspadaan supaya kita semua tetap aman,” tegasnya.

Masyarakat tidak perlu resah. Tidak perlu belanja banyak dan menimbunnya di rumah. Tidak perlu juga memborong masker.

“Masker hanya untuk yang sakit, seperti batuk dan pilek. Bagi yang sehat tidak perlu menggunakan masker,” tandasnya.

Orang tua siswa juga tidak perlu terlalu panik. Orang tua diimbau tidak mengajak anak-anak rekreasi ke mall atau tempat ramai lainnya.

Orang tua harus memastikan anak tetap mengerjakan tugas dari guru sekolah, karena dalam dua  minggu ini pemerintah berusaha menurunkan penularan virus corona di seluruh Indonesia.

Waktu dua minggu, menurut bupati dengan latar belakang dokter ini, merupakan masa proses inkubasi, walaupun rata-rata 5-6 hari.

Demi faktor keamanan, maka dua minggu para siswa belajar di rumah. Sementara para guru tetap masuk untuk melakukan pembersihan dan penambahan sarana sanitasi.

“Supaya anak-anak ketika masuk dapat melakukan cuci tangan dengan air mengalir, sabun, dan antiseptik,” jelasnya.

Terkait dengan layanan publik, bupati menegaskan tetap berjalan. Namun, untuk mengurangi berkumpulnya orang dalam jumlah banyak yang tidak terkendali, maka layanan di kantor Dispendukcapil dihentikan selama dua pekan mulai Selasa, 17 maret 2020.

“Layanan hanya dilakukan di kecamatan-kecamatan,” imbuhnya.

Terkait program yang telah direncanakan, seperti Sosialisasi Nganyari Pasar, tidak dilakukan serentak di Aula PB Soedirman Pemkab Jember.

Sosialisasi dilakukan untuk beberapa pasar. Sementara penyerahan kios baru akan dilakukan di masing-masing pasar.

Tahun ini ada 21 pasar yang diserahkan. “Supaya para pedagang bisa menyiapkan diri menyambut Bulan Ramadhan dengan tempat berjualan yang lebih rapih,” tuturnya.

Kepada masyarakat, bupati mengimbau apabila merasa kurang enak badan, panas, batuk, dan pilek agar segera berobat ke layanan kesehatan. Juga tidak perlu panik, karena pemerintah akan menjaga secara bersama-sama.

“Allah SWT akan melindungi kita, manakala kita menjaga diri dengan baik serta senantiasa berdoa,” tuturnya.

Selain menyosialisasikan perilaku hidup sehat, pemerintah juga menuntaskan pembuatan petunjuk teknis bagaimana berkunjung ke rumah ibadah.

Menurut bupati, kondisi ini tidak perlu sampai menghentikan kegiatan di tempat beribadah secara masif dan tidak ada kegiatan sama sekali.

“Sosial distance (jarak sosial) itu bagaimana teknik berada di tempat umum. Tetap bisa berkumpul. Seperti mengaji 10-15 orang tetap bisa berjalan. Duduk berjarak, yang penting menjaga kontak langsung, seperti berhenti dulu bersalaman,” terangnya.

Untuk pondok pesantren, masih jelas bupati, tidak perlu memulangkan santrinya. Justru harus  tetap menjaga agar santri yang di dalam pondok tetap di dalam. Tidak keluar – masuk, supaya tidak tertular.

Sedang kegiatan ASN yang sifatnya pertemuan atau rapat koordinasi kabupaten, dikurangi. Koordinasi dilakukan melalui grup di aplikasi pesan. (hafid/izza/mutia/*f2)

 

Bagikan Ke: