EKONOMI PERISTIWA

Satu KTP Satu Elpiji

Seorang warga membeli gas elpiji 3 kg. Warga harus mencari gas bersubsidi ke beberapa pengecer untuk bisa mendapatkannya. Kelangkaan ini yang menyebabkan harganya naik di tingkat pengecer.

faktajember.com – Beberapa hari ini warga Jember merasakan kelangkaan gas elpiji 3 Kg. Selain sulit mendapatkannya, harganya naik dari biasanya. Pengecer pun memberikan aturan pembelian.

Kelangkaan itu dirasakan Septi. Perempuan berusia 30 tahun ini mengaku kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji bersubsidi tersebut.

Di tempat tinggalnya di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, gas elpiji biasanya dijual Rp. 18 ribu di tingkat pengecer.

Akibat kelangkaan yang terjadi beberapa hari ini, lanjutnya, harganya naik. Saat mendapatkan gas eliji tabung warna hijau itu harganya sudah Rp. 25 ribu.

“Sulit, Mas. Kalaupun ada, harganya mahal, bahkan kemarin harganya sudah 25 ribu. Padahal harga sebelumnya itu 18 ribu,” ucapnya.

Gas elpiji menjadi kebutuhan pokok. Karena itu banyak yang membutuhkannya. Hal ini yang kemudian membuat pengecer memberlakukan aturan.

Saat ini, lanjutnya, pembelian harus menggunakan kartu tanda penduduk (KTP). Pemberlakuan aturan ini agar terjadi pemerataan.

“Iya biar orang yang beli tidak dobel. Jadi satu KTP satu elpiji,” kata ibu satu anak ini.

Hal senada juga diungkapkan Yati (42), warga Bangsalsari yang juga mengalami kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji.

“Hari ini di Bangsalsari harganya sudah mulai turun. Sekarang sudah 20 ribu, tapi masih sulit,” kata guru di sebuah lembaga taman kanak-kanak di Bangsalsari ini.

Sampai saat ini, harga gas elpiji masih bervariasi. Namun, pantauan di lapangan menunjukkan harganya antara Rp. 16 ribu sampai Rp. 25 ribu. (faq)

Bagikan Ke:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.