
Jember – Menghadapi musim hujan disertai angin kencang yang melanda kota Jember dalam beberapa hari terakhir, bisa jadi warning bagi pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya musibah, baik banjir dan longsor.
Kepala Desa Sukorambi Abdus Soim mengatakan untuk wilayah desa Sukorambi ada dusun yang rawan bencana tanah longsor. Dusun yang berbatasan dengan Desa Durjo itu memang butuh perhatian serius dengan membangun tanggul atau dilakukan reboisasi agar tanah memiliki kekuatan untuk menahan terjangan air.
Dia juga mengatakan sedikitnya ada 13 rumah yang berada di jalur sungai Kalijompo, dan mereka ditahun 2019 pernah dilakukan penanganan, namun demikian belum maksimal.
Kedepan dalam menghadapi musim hujan, dirinya berencana akan melakukan penanaman 3000 pohon yang bekerja sama dengan Mahasiswa Universitas Jember, dan pelaksanaannya diperkirakan tanggal 23/10/22 mendatang.
” Ya untuk antisipasi bencana, khususnya di dusun Bangeran yang berada di jalur sungai Kalijompo dibutuhkan penanganan serius, bahkan perlu dipikirkan untuk relokasi, langkah awal dirinya sudah menghimbau agar warga waspada, juga melakukan koordinasi dengan Destana. Yang urgen adalah dibutuhkannya reboisasi dengan tanaman produktif seperti petai, durian, mangga dan sebagainya, dan itu butuh keseriusan ” ujarnya.
Sementara Camat Sukorambi, Gaguk Budisantoso membenarkan terkait adanya beberapa titik bencana di wilayahnya. Dia juga sudah melakukan komunikasi dengan relawan dan komunitas lainnya untuk bersama sama menjaga wilayah masing-masing.
” Iya mas, banyak titik yang perlu perhatian dan kami selalu komunikasi dengan kawan kawan relawan untuk terus memantau” ujarnya. (Arya)