PEMERINTAHAN

Musrenbang Kabupaten Jember Diikuti Difabel

faktajember.com | Pemerintahan |6 Maret 2019 | 10:58 WIB

Jember Kota – Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Jember tahun 2020 yang digelar di Aula PB Soedirman Pemkab Jember, Senin, 18 Maret 2019, menjadi Musrenbang inklusi.

Musrenbang inklusi ini disampaikan Bupati Jember Faida setelah melihat ada difabel yang ikut sebagai peserta dalam merencanakan pembangunan Kabupaten Jember tahun 2020 itu.

“Saya bersyukur karena Musrembang hari ini lebih lengkap lagi, karena Musrembang kabupatennya menjadi inklusi, ada perwakilan dari difabel, perwakilan lansia, perwakilan dari anak-anak, perwakilan  perempuan, dan perwakilan masyarakat desa,” kata Faida.

Bupati juga berharap Musrembang ini bisa efektif, bisa mendengar, merangkum keinginan masyarakat, benar-benar memilih satu program yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat.

“Di tahun politik jangan sampai ada pemindahan-pemindahan titik (pembangunan) karena kepentingan politik. Sejatinya kepentingan masyarakat adalah fokus utama pembangunan,” tegasnya.

Arah pengembangan Jawa Timur sinkron dengan misi Kabupaten Jember.

Pada tahun 2020, pembangunan Kabupaten Jember fokus pada Jember Mandiri, Jember Kuat, dan Bersih.

“Artinya juga mandiri dari ekonomi. Ini saatnya dunia pertanian, perikanan, peternakan, menjadi kemandirian pangan. UMKM dan ekonomi kerakyatan bisa bangkit, sehingga bantuan modal usaha dan akses pemasaran serta sinergisitas distribusi bersama pemerintah daerah bisa menjadi fokus utama,” jlentrehnya.

Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Provinsi Jatim Drs. Ec. Jonathan Judianto, MMT, menyampaikan forum Musrenbang Kabupaten mempunyai arti penting.

Melalui forum ini seluruh pemangku kepentingan melakukan penajaman, penyelarasan, dan klarifikasi.  Sehingga, mencapai kesepakatan terhadap Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten (RKPD) Jember tahun 2020.

Sejarah penyelenggaraan pemerintah di Indonesia, lanjutnya, mengalami perkembangan dan dinamika. Semula sentralistik berubah menjadi otonom. Namun, perubahan ini tidak membuat pemerintahan terkotak-kotak.

“Pembagian pemerintahan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, dengan menanggalkan praktek ego sektoral. Pemerintah pusat dan daerah merupakan satu kesatuan yang tidak bisa berdiri sendiri,” jelasnya.

Karena itu, perencanaan pembangunan harus bersinergi antar-pusat dan daerah, dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dengan muara yang sama : meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Jonathan Judianto berharap hasil Musrembang terkait program kegiatan yang akan diusulkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar segera dimasukkan dalam aplikasi E-planning, untuk kemudian dibahas lebih lanjut di forum Musrenbang Provinsi Jawa Timur pada April 2019 di Surabaya.

Jonathan Judianto melihat bupati selama memimpin Jember, seluruh indikator ekonomi dan kewilayahan sudah on the ride right. “Dalam perjalanan yang benar, dan sangat bagus,” ujarnya.

Ia juga memberikan apresiasi luar biasa karena bupati fokus betul-betul untuk mampu menyejahterakan masyarakat di Kabupaten Jember dari segala macam sisi. (achmad)

Bagikan Ke:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.