SOSIAL

Menyimak Aktivitas Breaker Sepuh di HF (Height Frequensi) di 80 Mhz

H. Tahak, penggagas aktifnya kembali para pengguna HF di 80 Mhz.  “Kawan kawan pengguna HF di 80 Mhz sudah rindu untuk berjumpa” Foto By : Wid

Jember – Bicara komunitas breaker, tak bisa melupakan komunitas breaker 80 Mhz, yakni komunitas yang berada pada height Frequensi. Disini, mayoritas anggotanya sudah masuk pada fase “Meninggalkan Dunia Hitam” atau usia nya diatas 55 tahun.

H. Tahak (65 tahun), salah satu penggerak komunitas ini mengatakan, kalau komunitas ini sudah eksis sejak era 80 an hingga saat ini. Kegiatan pun cukup padat, hingga covid-19 datang, dan mengharuskan mereka tiarap sementara. Kini, pasca covid-19 aktivitas kembali berjalan.

Hari ini, Minggu, 7/8/22 bertempat di rumah Alan Khusaeri ( YD3UPK), Desa Bagorejo, Kecamatan Gumukmas, sedikitnya 15 orang dari 22 orang anggota hadir menggelar ramah tamah. Tujuannya, kembali menyambung silaturahmi dan kangen kangenan sambil ngopi bareng. Selain itu, menginventarisir kawan kawan yang dulu aktiv berada di frekuensi 80 Mhz.

“Ini pertemuan yang pertama kali dilakukan, pasca pandemi Covid-19, dan sebagai titik awal bagi komunitas ini untuk terus berkumpul, berkomunikasi, sambil saling memberi informasi tentang banyak hal, mulai dari kesehatan masing-masing, sampai hal hal yang terkait dengan tehnis yang menjadi kegiatan organisasi Amatir Radio ( Orari )” ujar H. Tahak.

Mujianto ( YE3CLS), Penanggung jawab komunitas Station. “Yang berhak menjadi penanggung jawab Seharusnya Ketua Lokal dan Sudah pada Posisi Penegak”

Selanjutnya Cak Dolar, demikian dia dikenal di udara mengatakan, Komunitas HF ( Height Frekuensi ) sudah ada sejak lama, namun komunikasinya sangat minim. Makanya, saya atas inisiatif pribadi memberanikan diri untuk mengundang, berkumpul untuk saling mengisi.

” Banyak anggota yang rindu bisa bertemu langsung dengan para pecinta HF ( Height Frekuensi ).

Dolar juga mengatakan kalau dirinya takut untuk mengawali, namun atas desakan kawan kawan, dan seijin ketua lokal, maka acara ini bisa berjalan, yang penting nawaitunya kita bangkit. Sementara Mujianto ( YE3CLS ) yang didapuk sebagai Penanggung jawab stasiun komunitas terlebih dulu meluruskan pemahaman soal penanggung jawab komunitas station. Dia menyampaikan sesuai aturan, yang berhak menjadi penanggung jawab adalah Ketua Orari Lokal Jember, dan sudah harus posisi penegak, namun karena satu hal, beliau meminta saya untuk menjadi penanggung jawab komunitas station dan berada dibawah naungan Orari lokal Jember.

“Sebelum jauh melangkah saya mohon ijin untuk meluruskan dulu tentang siapa sebenarnya yang harus menjadi penanggung jawab dari komunitas station, yang menjadi penanggung jawab harusnya ketua Orari lokal Jember dan harus pada posisi penegak. Dan karena satu hal, ibu ketua meminta saya untuk menjadi penanggung jawab komunitas station tersebut” urai Kang Muji.

Setelah cukup memahami soal aturan organisasi, beberapa anggota yang hadir banyak memberikan masukan tentang apa dan bagaimana seharusnya komunitas HF ini berkiprah kedepannya. (Arya)

Bagikan Ke: