faktajember.com – Agar bisa berkembang, industri kecil butuh sentuhan. Namun, pemerintah masih melakukan persiapan.
Pelaku industri kecil pengrajin mebuler Haryono (45) menuturkan, sudah lebih empat tahun industri kecil di Jember mati suri.
“Kami membutuhkan kehadiran pemerintah sejak mulai pembuatan badan usaha, pengurusan perijinan, pelatihan teknis, dan pemasaran hingga membantu akses pasarnya,” ujar pria tiga anak ini.
Ditemui di tempatnya bekerja, Sabtu (19/8/18), Haryono memberi contoh kebutuhan industri kayu untuk berkembang.
Salah satu kebutuhan industri kayu itu adalah akses dengan para kontraktor yang mengerjakan proyek pemerintah.
“Dengan begitu bakal ada hubungan kerja saling menguntungkan,” jelasnya.
Industri kecil lainnya juga membutuhkan hal yang sama. Saat ini mereka kondisinya seperti hidup segan mati tak mau.
Apabila dibiarkan mereka bakal benar benar terpuruk. Dampaknya pun sangat kompleks.
Hal sama disampaikan Ary. Pegiat lembaga swadaya masyarakat yang konsen melakukan pendampingan terhadap pelaku industri kecil ini menuturkan, puluhan pelaku industri kecil di Kecamatan Kalisat butuh pendampingan.
Pendampingan itu utamanya terkait manajemen, ternasuk pembukuannya. Ia mengaku hanya bisa memberikan masukan betapa pentingnya pelaku industri memiliki badan usaha, surat ijin usaha, dan NPWP.
“Responnya cukup bagus. Bahkan mereka ingin mengurus semua perijinannya. Namun kendala yang muncul adalah waktu. Belum semua pelaku industri kecil melek teknologi, sehingga perlu pendampingan,” tuturnya.
Ia berharap semangat usaha mereka tidak pupus hanya karena tidak hadirnya pemerintah. “Mereka butuh hadirnya petugas dari Disperindag untuk memberikan arahan sekaligus bimbingan teknis agar mereka tidak hanya jadi penonton di era serba teknologi ini,” tandasnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Anas Ma’ruf mengatakan, sebenarnya pihaknya tidak meninggalkan para pelaku industri kecil.
Namun, pihaknya sedang mempersiapkan tenaga pendamping bidang industri. Baik tingkat desa dan tingkat kecamatan.
Tugas mereka selain mendata keberadaan pelaku industri, juga memberikan masukan dan motivasi guna melakukan perbaikan manajemen.
“Tidak itu saja, peningkatan kemampuan hendaknya bisa dijadikan garapan pertama kemudian baru ke lainnya,” jelasnya.
Terkait tenaga pendamping lapang ( TPL) yang sudah direkrut, Anas masih menunggu petunjuk dari Bupati Faida. (arya)