covid-19

Aktifkan JSG Sebagai Gedung Isolasi Pemudik dari Zona Merah

Situasi Jember terkait wabah virus corona atau COVID-19 (Coronavirus Disease 2019) sampai saat ini masih terkendali dengan baik.

Kondisi ini harus tetap terjaga. Langkah antisipasi perlu dijalankan dengan tegas. Seperti mengaktifkan karantina di Jember Sport Garden (JSG).

“Pemudik dari luar kota yang termasuk zona merah, kita akan aktifkan, masuk di JSG,” kata Bupati Jember, dr. Faida, MMR., Sabtu, 04 April 2020.

“Agar Jember yang sudah terkendali dan aman ini bisa berjalan lebih tertib,” tegasnya saat meninjau ruangan JSG yang menjadi ruang isolasi.

Bupati pun berharap masyarakat Jember yang berada di luar kota untuk tidak pulang kampung halaman di Jember.

“Tetaplah di kota masing-masing. Doakan keluarga dalam keadaan baik-baik saja. Semoga dalam waktu secepat mungkin kondisi bisa pulih kembali,” tuturnya.

Pulihnya kondisi seperti semula, menurut bupati, akan cepat terjadi apabila semua tertib menjalankan protokol kesehatan dan pencegahan.

Seperti melakukan isolasi dan pembatasan sosial secara mandiri.

Kondisi Jember saat ini, menurut bupati, sudah terkendali cukup baik. Masjid-masjid tetap bisa berjalan. Pengajian sudah tertib. Tidak ada orang berkumpul dalam jumlah yang banyak. Bahkan acara pernikahan pun ditunda.

Pasar-pasar sudah ditata sesuai ketentuan. Pengendalian ini agar kasus korona tidak semakin meningkat, yang bisa mengganggu ekonomi.

“Jika tidak dikendalikan, masa isolasi akan lebih panjang lagi, maka diminta kerjasamanya,” ujar bupati. “Pengorbanan yang begitu banyak ini, jangan tersia-siakan dengan tidak terkendalinya arus mudik,” imbuhnya.

Karena itu, bupati kembali mengingatkan, warga yang datang dari kota yang masuk zona merah akan menjalani isolasi selama 14 hari di JSG.

“Karena itu, tetaplah di kota masing-masing. Tidak usah mudik. Tunda sampai keadaan lebih aman,” kata bupati.

“Sayangi keluarga anda. Sayangi teman-teman anda. Sayangi kota masing-masing, dan jaga diri anda. Jangan mudik. Tetap di kota masing-masing,” imbuhnya.

Operasional karantina ini melibatkan sejumlah pihak. Mereka dapat dikenali dari alat pelindung diri yang dipakai.

APD warna putih untuk tim medis, coklat untuk Polri, hijau untuk TNI. Sementara petugas yang memakai jaket adalam tim penapis (screening) di depan pintu masuk.

“Semua ini kolaborasi yang dilakukan untuk memastikan JSG sebagai ruang isolasi massal,” terangnya.

Operasional karantina ini dijalankan oleh tim medis gabungan. Paramedisnya para muda yang direkrut secara khusus untuk menangani korona.

Ada juga sukarelawan khusus, TNI, Polri, dan PMI. “Mulai malam ini petugas sudah masuk. Petugas ini nantinya dua minggu tidak pulang, tetapi tinggal di JSG,” tandasnya.

Seluruh APD dan logistik sudah masuk ke JSG. 250 tempat tidur juga sudah siap. Termasuk alat rontgen dan rapid test. “Manakala perlu dirujuk, akan dirujuk,” tambah bupati.

Bupati menyebutkan, mulai Minggu pagi, 05 April 2020, posko – posko di lima pintu masuk Jember akan mengirimkan warga yang berasal dari zona merah ke karantina. Pengiriman menggunakan transportasi khusus.

“Termasuk ODP ringan. Tetapi ODP yang perlu perawatan tidak di JSG,” terangnya. ODP yang memerlukan perawatan masuk ke RS dr. Soebandi Jember. (izza/mutia/*f2)

 

Bagikan Ke: