
Jember – Suguhan drama perseteruan bupati dan wakil bupati Jember semakin memanas, dan melebar.
Djoko Susanto, wakil bupati yang merasa tidak di hargai Bupati Fawait, melaporkan pasangannya ke KPK.
Tidak itu saja, mantan kepala badan Pertanahan Nasional Jember, tampak kesal dengan sikap arogan mantan Anggota DPRD Jatim tersebut.
Djoko menarik simpati rakyat Jember dengan memainkan media sosial, soal perseteruannya dengan bupati Fawait. Hasilnya luar biasa, warga masyarakat yang kecewa, mengadu ke ormas Laskar Merah Putih Jember.
Yang terbaru, beredar unggahan perjanjian tertulis keduanya yang di duga di langgar Fawait.
Pemerhati Sosial Jember, Mulyadi, 55 th, warga Kelurahan Sumbersari, kecamatan Sumbersari Jember, Sabtu, 4 Oktober 2025 menganggap persoalan keduanya harus segera di selesaikan “Tak elok dapur rumah tangga di sebar ke mana mana” tegasnya.
Dia menyarankan, ke duanya tabayun, menurunkan ego masing-masing, kemudian bergandengan tangan membangun Jember.
Baca Juga : Hanya Reza Ahmad Fajri Kurniawan Yang Lolos Final Piala Raja Jogyakarta
Mulyono, yang juga aktivis era tahun 80 an tersebut menganggap persoalan itu masalah mereka berdua, rakyat jangan di tarik pada persoalan internal keduanya, karena beban rakyat Jember sudah cukup berat.
Di sektor ekonomi lanjut nya, hingga bulan Oktober awal, ekonomi Jember sedang tidak baik baik saja, daya beli masyarakat rendah, bahkan beberapa Organisasi perangkat daerah daya serap anggaran ada yang baru mencapai 15-20 %, dan ini sangat berpengaruh pada pemanfaatan APBD Jember, karena proyek proyek fisik banyak yang belum turun.
“Saya harap drama perseteruan Fawait -Djoko sudah harus di hentikan, tidak elok rakyat di beri tontonan rahasia dapur mereka, terlebih beredar di media sosial tentang hal hal menyangkut pribadi keduanya, saatnya bergandengan tangan membangun Jember, jangan lagi ada tontonan drama yang menjatuhkan martabat Jember ” ujarnya geram.
Terpisah, ketua Ormas Laskar Merah Putih Jember, H. Helmi Murtaqi melihat perseteruan keduanya sudah lama, saat itu belum muncul ke permukaan, namun kini sudah makin melebar, Djoko mulai mencari simpati tokoh tokoh di luar Partai pemberi rekomendasi, dan ini menjadi api dalam sekam, jika Partai Gerindra (pemberi rekom) tidak segera mengambil langkah tegas bisa menurunkan kredibiltas partai.
“Perseteruan semakin melebar, tidak hanya sebatas urusan di nafikannya peran Wabup, namun sudah bergeser saling buka bukaan, belum lagi nanti perang antar pendukung, makanya Partai Gerindra harus hentikan polemik ini, panggil mereka berdua, apa maunya” ujarnya geram.
Helmi juga melihat latar belakang ke duanya berbeda, mulai dari umur, latar belakang pekerjaan dan latar belakang politiknya.
Djoko lanjut pengusaha kuliner itu, seorang mantan birokrat, tentunya cukup faham seluk beluk birokrasi, di sisi, Fawait, berlatar belakang politikus, santri dan mantan wakil rakyat.
Helmi sebagai ketua Ormas Laskar Merah Putih Jember khawatir, banyaknya pengaduan dari warga ke tempatnya, membuat dirinya terdesak.
Karena beberapa saat lalu, mereka sempat melontarkan keinginan untuk menggalang dukungan menggelar aksi unjuk rasa.
“Saya berharap, perseteruan keduanya segera di akhiri, ini sesuai keinginan masyarakat yang datang ke kantornya, saya tidak ingin situasi semakin memburuk, karena mereka ingin menggalang dukungan untuk menggelar unjuk rasa, namun dirinya meredam dengan meminta waktu untuk berkomunikasi dengan para pihak, khususnya Partai Gerindra, dan seluruh ketua partai koalisi, karena hanya melalui jalur itu persoalan bisa selesai” ujarnya.
Dia juga mengatakan, banyak cara menyelesaikan perseteruan mereka, bisa saja dengan tabayun, di sini bisa saja menghadirkan tokoh ulama, tokoh masyarakat, para tokoh partai sebagai penengah, namun tampaknya ada rasa “Pekewuh”, membuat perseteruan keduanya semakin meruncing. Kemudian melalui jalur partai, baik Partai Gerindra, maupun partai Koalisi.
Disisi lain menurut pria dengan 5 cucu itu, belum terlihat peran pendamping (tim sukses) keduanya yang berupaya mengeleminir perseteruan.
“Awalnya persoalan ini tidak serumit sekarang, bisa di selesaikan melalui tabayun dengan menghadirkan tokoh tokoh Jember sebagai penengah, namun karena pekewuh, persoalan justru semakin meleba, terlebih para timses yang sempat bekerja sama, tidak mampu mengeleminir perseteruan, saya harap segera rukun kembali, bergandeng tangan membangun Jember”, harapnya. (Bis)