PEMERINTAHAN SOSIAL

Laskar Kesenian Jember, Tampilkan Seni Reog Ponorogo Di Hadapan Bupati Jember

Bupati Jember Gus Fawait, hadiri Acara Seni dari Laskar Kesenian Jember di Depan Pendopo Wahya Wibawa Graha. Foto by : faktajember.

Jember – Komitmen Bupati Jember Gus Fawait akan memperhatikan kesenian di Jember patut di apresiasi. Mengingat, dalam beberapa tahun terakhir, nasib pegiat seni, khususnya seni tradisional di Jember, bak hidup segan mati tak mau.

Kali ini, Laskar Kesenian Jember, melakukan pendekatan kepada bupati dan menyampaikan masukan perlunya kesenian, khususnya seni tradisional di support. Sebab, selama ini, seni menjadi tempat mereka menghidupi keluarga, sekaligus melestarikan budaya Nusantara.

Jumat, 14/3/25 lalu, Laskar Kesenian Jember mendapat kesempatan menampilkan kemampuan mereka dihadapan bupati Jember Gus Fawait.

Warga Mengapresiasi Kepedulian Bupati Jember saat Hadir di acara LKJ. Foto by: faktajember.

Beberapa pegiat seni tradisional datang sore itu, mereka mendukung kelompok seni reog tampil dengan permainan apiknya.

Mereka menampilkan pemain muda belia, menghibur ratusan warga yang sedang ngabuburit.

Rahman, ketua Laskar Kesenian Jember mengatakan, hari ini menjadi hari spesial bagi keluarga besar Laskar Kesenian Jember, mereka mendapat kesempatan tampil di hadapan bupati Jember di depan Pendopo Wahya Wibawa Graha.

Baca Juga : Melapor ke BRI, Para Korban Penipuan Daring Berkedok Kantar Tak Bisa Berharap Banyak

Kesempatan ini lanjut Rahman, merupakan kesempatan pertama LKJ bisa diterima bupati, dan kita sampaikan kepada bupati, kalau Jember banyak memiliki seni tradisional, pelakunya tersebar di wilayah kecamatan di Jember, kita minta agar seni tradisional di beri ruang untuk mengekspresikan diri bersama seni moderen. Selain itu, Rahman ingin seni tradisional tidak tenggelam, tergerus seni moderen yang bukan asli budaya Nusantara.

“Alhamdulillah, ini kesempatan pertama LKJ tampil di hadapan bupati ,banyak yang kita sampaikan tentang kondisi pegiat seni tradisional di Jember yang terpinggirkan, mereka butuh support agar terus bisa bertahan dan berkembang” ujarnya.

Baca Juga :  Baru Di Lumajang, Hardiknas 2024 Di isi Sosialisasi Pencegahan Perundungan Bullying

Pantauan media ini di lapangan, sore itu situasi langit Jember terlihat mendung, tampak pegiat seni reog mulai berkumpul dan suara musik menggema menarik perhatian warga.

Beberapa anggota laskar kesenian Jember sibuk menyiapkan berbagai sarana. Bahkan beberapa emak emak anggota Laskar sibuk menata tumpukan takjil yang akan dibagikan saat menjelang buka.

Tak lama kemudian, terlihat beberapa petugas Satpol PP, ajudan, mendekati area permainan seni reog Ponorogo, mereka sibuk mengatur dan menjaga jarak antara penonton dan area permainan. Tak lama kemudian, bupati Gus Fawait hadir, menuju lokasi dan menyapa warga.

“Selamat datang Gus, kami senang panjenengan datang” ujar salah satu penonton sambil menjabat tangan bupati.

Mendapat sambutan yang luar biasa, Gus Fawait pun menyalami warga, pengurus LKJ dan pemain reog.

“Saya tidak sangka bupati hadir, pengawalan tidak terlalu over, rakyat bisa berkomunikasi nyaman, semoga ini pertanda awal yang baik” ujar Sugito, warga seputar pendopo.

Perlu di ketahui, LKJ merupakan organisasi yang mewadahi pelaku seni tradisional di Jember. Mereka terus berkarya sejak beberapa tahun lalu, walau belum pernah di sentuh oleh pemerintah kabupaten saat itu

Organisasi yang di ketuai Cak Rahman ini, terus menyuarakan eksistensi nya, bahkan di pencalonan bupati kemarin, LKJ menjadi salah satu sayap yang ikut mensosialisasikan program visi misi calon.

Yang menarik dari kegiatan Laskar Kesenian Jember, yakni di suarakannya keberadaan seni tradisional dan pelaku seninya juga butuh perhatian pemerintah.

Ditempat terpisah H. Zainuri, warga Kaliwates mengaku senang dengan penampilan pegiat seni, terlebih saya melihat banyak yang muda dan anak anak, artinya ada rasa ikut memiliki seni tradisional yang selama ini tergerus seni moderen, semoga Gus Fawait bisa lebih memberi ruang bagi mereka.

Baca Juga :  Jika Ada Tangga, Buatlah Akses untuk Kursi Roda

“Senang banget mas, saya dulu pegiat Lengger di pasar Tanjung di era tahun 80 an, banyak teman yang sudah gak ada, dengan tampilnya seni tradisional hari ini, saya sangat terhibur”, ujarnya. (Bis)

Bagikan Ke: