PEMERINTAHAN

Lantik Dua Pejabat, Bupati : Tidak Berlaku Dinas Basah – Kering

faktajember.com | Pendidikan |07 Februari 2019 | 20:40 WIB

Jember Kota – Bupati Jember  Faida melantik dua pejabat pada Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jember. Pelantikan berlangsung di pendopo Wahyawibawagraha, Kamis 07 Februari 2019.

Dua pejabat yang dilantik yakni Isman Sutomo sebagai Kepala Badan Pendapatan Daerah dan Andi Prastowo sebagai Staf Ahli Bidang Pembangunan, Perekonomian, dan Keuangan.

Dalam pidato pengarahannya, bupati mengingatkan pejabat yang dilantik untuk mengambil kesempatan dengan berbuat baik, mengendalikan diri, dan menolak korupsi maupun pungli.

“Ambillah kesempatan berbuat baik dalam jabatan. Kendalikan diri, berkata tidak pada korupsi dan pungli. Berada dalam barisan tegak lurus atau keluar dari barisan tegak lurus,” katanya. “Mereka yang beriman menyadari bahwa jabatan hanyalah sementara,” imbuhnya.

Bupati menyampaikan, pejabat yang kesulitan tegak lurus untuk membuat surat pengunduran diri sebelum celaka dan menjadi penyesalan di kemudian hari.

Bagi pejabat yang mendekati masa pensiun, bupati mendorong untuk tetap bekerja dengan baik. Sebab, jabatannya masih sama dengan yang lain, dan bisa pensiun dengan terhormat.

Sementara itu, pada saat wawancara, Bupati Faida mengatakan, pelantikan ini khusus hanya pelantikan eselon dua, yaitu pimpinan tertinggi di organisasi perangkat daerah (OPD). Jabatan ini berkuasa atas anggaran yang begitu banyak.

Bupati menyebut sudah terkenal ada dinas basah – dinas kering. Penyebutan dinas basah dan dinas kering, kata Bupati, adalah mereka yang memang ingin dapat kesempatan atau manfaat pribadi dari anggaran.

“Bagi saya, amanat itu tidak dikaitkan dengan dinas basah atau dinas kering. Ini tidak berlaku disini,” tegasnya. Jabatan ini bukan untuk kepentingan pribadi. “Jadi tidak usah meributkan jabatan basah atau jabatan kering,” bupati.

Bupati mengaku ada temuan semacam itu. Pejabatnya pun telah diberikan teguran dan peringatan “Namanya juga membuat suatu perubahan, memang perlu bertahap. Saya dan wakil bupati berkomitmen sekuat tenaga,” ujarnya.

Bagi bupati, sudah selayaknya pimpinan mengingatkan anggotanya. Jangan sampai tergoda dengan pihak internal maupun eksternal, karena sudah banyak yang terkena operasi tangkap tangan aparat.

“Saya tidak ingin ada yang menyesal gara-gara menjabat sebagai kepala dinas eselon dua, mempunyai kewenangan yang besar terhadap anggaran, kemudian celaka gara-gara tidak bisa mengendalikan diri,” jelasnya.

Bupati menegaskan, ada dua pilihan. Yakni menjadi satu komando dalam tegak lurus atau keluar dari barisan. “Keluar dari barisan berarti macam-macam. Seperti tertangkap, atau pensiun dini secara terhormat,” bupati. (achmad)

Bagikan Ke:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.