Uncategorized

Gerakan Radikal Muncul Karena Tak Pahami Sejarah Bangsa

Ketidakpahaman terhadap sejarah berdirinya bangsa dan negara Indonesia menjadi salah satu penyebab munculnya gerakan radikal.

Penilaian ini disampaikan oleh Wakil Bupati Jember Drs. KH. Abdul Muqit Arief saat memberikan sambutan dalam seminar lintas agama di IAIN Jember, Selasa, 08 Oktober 2019.

Dalam seminar yang mengangkat tema “Damai di Hati, Damai di Jiwa, Merajut Kebersamaan serta Membangun Kesatuan NKRI” ini, Wabup menegaskan mahasiswa perlu paham sejarah bangsa.

Jika mahasiswa sekarang tidak paham terhadap sejarah bangsa dan negaranya, bagaimana masa depan bangsa Indonesia ke depannya.

“Kita berbicara hari ini tidak untuk hari ini, tetapi untuk masa depan,” ungkap Wabup.

Dalam kesempatan itu Wabup juga mengajak semua elemen masyaakt untuk bersatu mewujudkan kedamaian dan kebersamaan.

Bersatu pada era saat ini adalah sesuatu yang sangat mahal. “Kita ini adalah senasib, satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa yaitu Indonesia,” tuturnya.

Kebersamaan dan persatuan, lanjut Wabup, perlu ketulusan dan keikhlasan, perlu rasa kemanusiaan, dan perlu adanya toleransi yang tinggi.

Ketua Umum Gerakan Nusantara Bangkit (GNB), pendeta Zefanya Rahmat, menjelaskan, seminar umum gerakan persatuan ini diisi oleh tokoh-tokoh yang mampu menjadi perekat persatuan di Indonesia.

Perekat ini perlu, karena tidak dapat dipungkiri di tengah keberagaman sering memiliki potensi terjadinya gesekan atau perpecahan.

Ketika ada tata kelola yang bagus, lanjutnya, maka keberagaman itu justru menjadi kekuatan persatuan yang dahsyat.

“Dan peran tokoh agama, tokoh masyarakat dari berbagai elemen merupakan pemegang kunci utama untuk tercapainya persatuan dan terjalinnya persaudaraan bersama anak-anak bangsa Indonesia,” katanya.

Zefanya Rahmat berharap seminar ini dapat mewujudkan  kesejahteraan, persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya di Kabupaten Jember.

Sementara itu, Rektor IAIN Jember Prof. Dr. Babun Suharto menyampaikan, seminar ini sebagai satu semangat persatuan, dengan satu tujuan harus berani melawan orang-orang yang ingin merusak NKRI.

“Pemuda adalah garda terdepan melawan kelompok-kelompok yang ingin menggoyahkan Pancasila,” katanya. (izza/mutia/*f2)

 

 

Bagikan Ke:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.