PEMERINTAHAN

Aktivitas Pustu Antirogo Jember Disoal Tomas

Henry Wulandari, Koordinator Bidan Kelurahan Antirogo Foto:  faktajember.

 

Jember – Aktivitas Puskesmas Pembantu (Pustu) Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, mendapat kritikan dari tokoh masyarakat setempat.

Kritikan untuk Pustu itu disampaikan Imam Turyono saat sesi dengar masukan pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di pendopo kelurahan setempat pada Rabu 1 Februari 2023.

Imam Turyono memulai kritikannya dengan mempertanyaan aktivitas Pustu yang tampak kurang greget dan menjadi pergunjingan masyarakat.

Pria ini menanyakan jam kerja bidan atau perawat Pustu Antirogo.

Menurutnya, Pustu yang dibangun dengan uang rakyat itu selalu sepi. “Tidak tampak tanda-tanda aktivitas,” ujarnya.

Selain itu, kondisi Pustu terlihat kumuh, rumput tinggi. “Kantor seperti rumah hantu,” ucapnya.

Penanggung jawab Pustu, Bidan Henry, menanggapi bahwa Pustu terus berkegiatan setiap hari. Meski tidak selalu ada di kantor.

Dengan jumlah personil 3 orang, yaitu 2 bidan  dan 1 perawat, harus benar-benar bisa membagi waktu.

Selain itu, tugas bidan dan perawat Pustu tidak hanya menangani sambil menunggu dikantor. Namun harus dibagi menyebar ke masyarakat.

Petugas yang sedang berada di kantor namun harus menjalankan tugas lainnya di luar selalu akan memberi tulisan dan nomor telepon. Sehingga masyarakat yang kebetulan membutuhkan bisa menghubungi.

Henry menganggap pertanyaan tokoh masyarakat itu sebagai masukan untuk perbaikan kinerja Pustu Kelurahan Antirogo.

“Tugas kami sesuai aturan mulai jam delapan pagi sampai empat sore. Kami tidak bisa selalu berada di kantor, karena tugas kami yang cukup padat. Kami mengunjungi warga dengan berbagi tugas,” terangnya.

:Jika yang dua orang bertugas di lapangan, maka yang satu berada di kantor. Namun, jika toh kebetulan ada tugas semua, kami selalu meninggalkan pesan di pintu dan nomor telepon, sehingga jika ada yang urgen bisa dihubungi,” terangnya. (arya)

 

Bagikan Ke: